Pengertian Kematangan Emosi Beserta Ciri, Cara Mencapai, Dan Faktor Yang Mempengaruhi Terlengkap - Chaplin “2011:165” mengungkapkan bahwa kematangan emosi yakni satu keadaan atau kondisi mencapai taraf kedewasaan berdasarkan perkembangan emosional & alhasil eksklusif yg bersangkutan tidak lagi menampilan teladan emosional yang pantas bagi anak-anak.
Yustinus Semiun “2006:410” mendefinisikan kematangan emosi mengacu pada kapasitas seorang buat bereaksi dalam aneka macam situasi kehidupan memakai cara-cara yang lebih bermanfaat & bukan dengan cara-cara bereaksi anak-anak.
Ciri-Ciri Kematangan Emosi
Menurut Hurlock, 1980 “Dalam Achmad Juantika Nurihsan 2011:67” remaja dikatakan mencapai kematangan secara emosional jika:
Hurlock “1980:213” menyatakan: buat mencapai kematangan emosi, remaja wajib memperoleh gambaran mengenai situasi-situasi yg sanggup menjadikan reaksi emosional dengan cara memberikan berbagai kasus pribadinya dengan orang lain. Apabila remaja ingin mencapai kematangan emosi, remaja juga harus berguru memakai katarsis emosi buat menyalurkan emosi yang dialaminya.
Syamsu Yusuf “2009:128” buat mempunyai kematangan emosional ini, diperlukan ketika yg panjang, pada proses pengalaman yg tidak sebentar. Matang tidaknya emosi seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: faktor, usia, sikap dan perlakukan orang bau tanah dan kualitas hubungan sosial “komunikasi” baik memakai orang tua, teman sebaya atau orang lain yang bermakna baginya. Remaja harus sudah bisa meninggalkan sifat-sifat kekanak-kanakannya & mulai berguru buat berperilaku secara matang.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kematangan Emosi
Menurut pendapat Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, 2005 “Dalam Renyep Proborini dkk, 2010:69” faktor-faktor yg mensugesti kematangan emosi yaitu:
Ciri-Ciri Kematangan Emosi
Menurut Hurlock, 1980 “Dalam Achmad Juantika Nurihsan 2011:67” remaja dikatakan mencapai kematangan secara emosional jika:
- Pada tamat masa remaja nir meledakkan emosinya dihadapan orang lain namun menunggu waktu & loka yg lebih tepat buat membicarakan emosinya dengan cara-cara yang lebih bisa diterima.
- Remaja menilai sesuatu secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional, nir lagi bereaksi tanpa berfikir sebelumnya contohnya bawah umur atau orang yg tidak matang.
- Remaja yang emosinya matang menunjukkan reaksi emosional yang stabil nir berubah-ubah berdasarkan satu emosi atau suasana hati ke suasana hati yang lain, contohnya dalam periode sebelumnya.
Hurlock “1980:213” menyatakan: buat mencapai kematangan emosi, remaja wajib memperoleh gambaran mengenai situasi-situasi yg sanggup menjadikan reaksi emosional dengan cara memberikan berbagai kasus pribadinya dengan orang lain. Apabila remaja ingin mencapai kematangan emosi, remaja juga harus berguru memakai katarsis emosi buat menyalurkan emosi yang dialaminya.
Syamsu Yusuf “2009:128” buat mempunyai kematangan emosional ini, diperlukan ketika yg panjang, pada proses pengalaman yg tidak sebentar. Matang tidaknya emosi seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: faktor, usia, sikap dan perlakukan orang bau tanah dan kualitas hubungan sosial “komunikasi” baik memakai orang tua, teman sebaya atau orang lain yang bermakna baginya. Remaja harus sudah bisa meninggalkan sifat-sifat kekanak-kanakannya & mulai berguru buat berperilaku secara matang.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kematangan Emosi
Menurut pendapat Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, 2005 “Dalam Renyep Proborini dkk, 2010:69” faktor-faktor yg mensugesti kematangan emosi yaitu:
- Perubahan jasmansi, perubahan jasmani yg ditujukkan memakai adanya pertumbuhan yg sangat cepat berdasarkan anggota tubuh.
- Perubahan teladan hubungan dengan orang tuas, teladan asuh terhadap anak termasuk remaja sangat bervariasi. Ada teladan asuh yg bersifat otoriter, memanjakan anak, hirau tidak acuh, namun ada juga yg memakai penuh bahagia cinta kasih.
- Perubahan interaksi dengan teman sebaya, remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayanya secara spesial memakai cara berkumpul buat melaksanakan aktivitas bersama memakai membuat semacam geng.
- Perubahan pandangan luar, faktor krusial yang sanggup mensugesti perkembangan emosi remaja selain perubahan-perubahan yg terjadi pada diri remaja itu sendiri merupakan pandangan global luar dirinya.
- Perubahan interaksi dengan sekolah, sekolah merupakan pendidikan yang diidealkan sang mereka. Para pengajar merupakan tokoh yang sangat krusial pada kehidupan mereka alasannya yakni selain tokoh intelektual, pengajar pula merupakan tokoh otoritas bagi para akseptor didiknya. Oleh alasannya yakni itu nir sporadis bawah umur lebih percaya lebih patuh bahkan lebih takut pada pengajar dari dalam pada orang tuanya.
Buat lebih berguna, kongsi:
