Sistem Tata Surya (Teori Terbentuknya & Anggota Tata Surya)

Tata Surya menjadi kajian favorit penulis pribadi. Dalam mengkaji tata surya, kita di ajak mempelajari banyak hal ibarat bagaimana tata surya terbentuk dan juga mempelajari anggota-anggota dalam tata surya. Nah melanjutkan artikel sebelumnya yang membahas perihal jagat raya dan Galaksi, pada kesempatan kali ini akan mencoba menjabarkan perihal tata surya : teori terbentuknya serta anggota-anggota tata surya ibarat matahari, planet, asteroid, meteor, dan komet. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

Jagat raya ini banyak terdapat galaksi, dan bumi kita berada pada salah satu galaksi tersebut yaitu galaksi Bima Sakti. Dalam galaksi Bima Sakti sendiri, terdapat berjuta-juta bintang, sedangkan matahari kita yaitu salah satu bintang yang ada di dalam galaksi Bima Sakti. Matahari merupakan sentra tata surya kita. Matahari mempunyai sejumlah anggota diantaranya planet, asteroid, meteor dan komet yang membentuk suatu susunan yang disebut sistem tata surya.

A. Teori Terjadinya Tata Surya

Bagaimana Matahari, planet, dan satelit yang bekerja secara teratur dalam Tata Surya ini terjadi? Pertanyaan inilah yang menggelayuti pikiran insan dan hingga kini pun belum diperoleh jawaban yang benar-benar memuaskan. Meskipun demikian, terdapat beberapa jago yang mengungkapkan teori-teori terbentuknya sistem tata surya kita, diantaranya yaitu sebagai berikut:

1. Teori Nebula
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Laplace pada tahun 1796. Menurut teori ini mula-mula ada kabut gas dan debu (nebula) yang sebagian besar terdiri atas hidrogen dan sedikit helium. Nebula mengisi seluruh alam semesta, sebab proses pendinginan kabut gas tersebut menyusut dan mulai berputar. Proses ini mula-mula berjalan lambat, selanjutnya semakin cepat dan bentuknya berubah dari lingkaran menjadi semacam cakram. Sebagian besar bahan mengumpul di sentra cakram, yang kemudian menjadi matahari sedangkan sisanya tetap berputar dan terbentuklah planet beserta satelitnya.

2. Teori Planetesimal
Teori ini menyatakan bahwa suatu dikala sebuah bintang melintasi ruang angkasa dengan cepat dan berada akrab sekali dengan matahari. Daya tarik bintang ini sangat besar sehingga menjadikan pasang di kepingan gas panas matahari. Akibatnya, massa gas terlempar dari Matahari dan mulai mengorbit. Karena daya tarik matahari, massa gas itu tertahan dan bergerak mengelilingi Matahari. Ketika massa gas menjadi dingin, bentuknya menjelma cairan kemudian memadat. Akhirnya, massa gas itu menjadi planet yang ada sekarang, termasuk Bumi kita.

3. Teori Pasang
Teori ini juga didasarkan atas inspirasi benturan. Teori ini menyampaikan bahwa planet-planet terbentuk eksklusif oleh gas orisinil matahari yang tertarik oleh sebuah bintang yang melintas di dekatnya. Jadi, teori ini awalnya hampir sama dengan teori Planetesimal. Perbedaannya bahwa pada teori ini planet tidak terbentuk oleh planetesimal. Menurut teori ini, dikala bintang mendekat atau bahkan menyerempet Matahari, tarikan gravitasinya menyedot filamen gas yang berbentuk cerutu panjang. Filamen yang membesar di kepingan tengahnya dan mengecil di kedua ujungnya, filamen inilah balasannya yang membentuk sebuah planet.

4. Teori Lyttleton (Bintang Kembar)
Teori Bintang Kembar dikemukakan oleh seorang astronom ber kebangsaan Inggris yang berjulukan Lyttleton (1930). Teori ini mengemukakan bahwa awalnya matahari merupakan bintang kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi. Pada suatu masa, melintas bintang lain dan menabrak salah satu bintang kembar tersebut kemudian menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planet-planet yang mengelilingi bintang tetap bertahan, yaitu matahari.

5. Teori Awan Debu
Teori ini mengatakan, bahwa calon Tata Surya semula merupakan awan yang sangat luas. Awan yang terdiri atas debu dan gas kosmos itu diperkirakan berbentuk ibarat sebuah piring. Ketidakteraturan dalam awan itu menjadikan terjadinya perputaran. Debu dan gas yang berputar berkumpul menjadi satu. Sementara debu dan gas itu terus berputar, hilanglah awannya. Partikel-partikel debu yang keras saling berbenturan, melekat, dan kemudian menjadi planet. Berbagai gas yang terdapat di tengah awan berkembang menjadi matahari.

BACA JUGA: ALAM SEMESTA & GALAKSI

 kita di ajak mempelajari banyak hal ibarat bagaimana tata surya terbentuk dan juga mempe Sistem Tata Surya (Teori Terbentuknya & Anggota Tata Surya)

B. Anggota Tata Surya

Seperti yang telah kau ketahui di depan bahwa Tata Surya terdiri atas Matahari (pusat Tata Surya), planet-planet yang mempunyai orbit berbentuk elips, meteor, asteorid, komet, dan satelit alami yang bergerak mengelilinginya. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa sifat yang dimiliki oleh anggota Tata Surya kita.

1. Matahari

Matahari yaitu sentra Tata Surya. Ukuran garis tengah Matahari yaitu seratus kali lebih besar dari Bumi. Sungguh besar, bukan? Walaupun begitu, untuk ukuran jagat raya Matahari termasuk bintang yang kecil. Masih ada bintang yang besarnya seratus kali dari Matahari.

Jarak Matahari ke Bumi sekitar 150 juta kilometer. Jarak Matahari ke Bumi disebut satu satuan astronomi (1 sa). Waktu yang diperlukan oleh sinar Matahari untuk hingga ke Bumi 8,33 menit.

Matahari terdiri atas kepingan inti dan lapisan kulit. Bagian kulit Matahari terdiri atas lapisan fotosfera, khromosfera, dan korona. Fotosfera merupakan gas yang dipancarkan ke segala penjuru. Di atas fotosfera terdapat lapisan khromosfera. Korona berada pada kepingan terluar Matahari, berupa pengecap api yang menyala-nyala. 

Seperti halnya bintang lainnya, Matahari mengeluarkan energi hasil reaksi nuklir yang sangat dahsyat. Pancaran energi hasil reaksi nuklir pada kepingan inti menghasilkan panas sebesar 15.000.000°C. Bandingkan dengan suhu pada permukaannya yang hanya 6.000°C. Sungguh luar biasa panas, bukan? Oleh sebab itu di dalam Matahari tidak ada benda padat. Semuanya berupa

2. Planet

Planet merupakan benda angkasa yang tidak mempunyai cahaya sendiri, berbentuk bulatan dan beredar mengelilingi matahari. Sebagian besar planet mempunyai pengiring atau pengikut planet yang disebut satelit yang beredar mengelilingi planet.

Dalam sistem tata surya terdapat delapan planet. Berdasarkan urutan nya dari matahari. Planet-planet tersebut terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, beredar mengelilingi matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing dalam suatu sistem tata surya.

Berdasarkan massanya, planet dalam sistem tata surya kita dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Planet Bermassa Besar (Superior Planet), terdiri atas Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
  • Planet Bermassa Kecil (Inferior Planet), terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.


Sedangkan menurut Jaraknya ke Matahari, planet di bagi menjadi dua, yaitu:

  • Planet Dalam (Interior Planet), yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih akrab dari jarak rata-rata bumi ke matahari atau lintasannya berada di antara lintasan bumi dan matahari. Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang termasuk Planet Dalam yaitu Merkurius dan Venus.
  • Planet Luar (Eksterior Planet), yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih jauh dari jarak rata-rata bumi ke matahari atau lintasannya berada di luar lintasan bumi. Planet-planet yang termasuk ke dalam kelompok planet luar, yaitu Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.


Sidang Umum Perkumpulan Astronomi Internasional (International Astronomical Union/IAU) ke-26 yang berlangsung di Praha, Republik Ceko, pada tanggal 25 Agustus 2006 telah tetapkan beberapa keputusan yang penting, di antaranya yaitu resolusi 5A yang berisi mengenai definisi sebuah planet. Suatu benda angkasa sanggup disebut sebagai planet apabila mempunyai syarat-syarat sebagai berikut.

  • Berada dalam suatu orbit yang mengelilingi matahari.
  • Mempunyai berat yang cukup untuk gravitasi dirinya dalam mengatasi tekanan rigid biar ia menjadi satu ekuilibrium hidrostatik (bentuk hampir bulat).
  • Merupakan objek yang secara umum dikuasai dalam orbitnya sendiri.


Planet Pluto, menurut keputusan sidang IAU, tidak memenuhi syarat sebagai sebuah planet sebab Pluto mempunyai orbit yang tumpang tindih dengan Neptunus. Hal ini memperlihatkan Pluto sebagai sebuah objek yang tidak secara umum dikuasai di orbitnya sendiri.

Lihat klarifikasi perihal planet-planet di sistem tata surya kita beserta karakteristiknya, di sini.

3. Asteroid

Asteroid merupakan planet berbatu yang kecil (diameter 1.700 km) dengan jumlah yang sangat banyak. Dalam Tata Surya terdapat beribu-ribu asteroid yang juga mengelilingi Matahari. Asteroid yang orbitnya melewati orbit bumi dinamakan asteroid Apollo. Selain itu, banyak di antara asteroid yang sudah diberi nama sesuai dengan nama penemunya.

Sebagian besar kelompok asteroid dijumpai berada di antara orbit planet Mars dan Yupiter. Daerah ini dikenal sebagai Sabuk Utama (Main Belt). Selain asteroid yang mendiami kawasan Sabuk Utama, ada pula kelompok asteroid dengan orbit yang berbeda, ibarat kelompok Trojan dan kelompok asteroid AAA (Triple A Asteroids-Amor, Apollo, Aten).

4. Meteor

Ketika kita melihat sejenak ke langit yang cerah pada malam hari, tampak seberkas cahaya bergerak cepat kemudian hilang. Itulah meteor. Meteor atau disebut juga bintang jatuh merupakan kepingan dari asteroid yang terpisah. Meteor yang jatuh mengarah ke Bumi akan tampak ibarat bola api.

Meteor yang jatuh terkadang sangat banyak dan disebut sebagai hujan meteor. Ketika terjadi hujan meteor, jutaan meteor masuk ke dalam atmosfer Bumi, tetapi sebagian besar terbakar habis sebelum mencapai permukaan Bumi. Kadang-kadang meteor yang besar tidak terbakar habis dan balasannya hingga ke permukaan Bumi dan disebut sebagai meteorit.

Meteor besar yang jatuh ke Bumi akan membentuk kawah besar ibarat kawah Barringer di wilayah Arizona. Kawah ini terbentuk oleh meteor yang jatuh kira-kira 40.000 tahun yang lalu.

5. Komet

Komet merupakan benda angkasa yang terlihat bercahaya dikarenakan adanya tabrakan atom-atom di udara. Ukurannya sanggup melebihi 10 mil dan mempunyai ekor yang panjangnya jutaan mil. Oleh sebab itu, komet sering disebut juga bintang berekor. Ciri khas komet yaitu ekornya yang sangat panjang. Panjangnya sanggup mencapai 100 juta km. Inti komet disebut nukleus yang terdiri atas bongkahan es serta gas yang telah membeku. Diameter nukleus sanggup mencapai 10 km. Ekor merupakan kepingan dari komet, berasal dari Coma yang menyelimuti inti komet. Diameter Coma sanggup mencapai 100.000 km.

Semoga artikel Geografi tersebut di atas perihal Sistem Tata Surya sanggup menjadi sumber pemanis teman dalam mempelajari geografi terutama perihal tata surya. Artikel di atas masih jauh dari kata sempurna, untuk itu tugas teman dalam memperlihatkan kritik dan saran yang membangun atas kesalahan baik berupa penulisan maupun pembahasan sungguh sangat berarti. Jangan lupa like dan share juga ya. Terima kasih teman ^^ Maju Terus Pendidikan Indonesia ^^
Buat lebih berguna, kongsi:

Contoh Permintaan Pengajian Pelantikan Masjid / Mushola

Contoh Undangan Pengajian Peresmian Masjid / Musholla. Surat undangan merupakan surat yang memberitahukan, mengajak, suatu usul atau permo...

close