Jenis Jenis Tanah (Berdasarkan Materi & Proses Pelapukan, Dan Tingkat Kesuburan)

Jenis-Jenis Tanah Tanah merupakan usur utama lapisan Pedosfer. Tanah merupakan permukaan bumi yang sanggup dipergunakan untuk aneka macam macam keperluan, antara lain, tempat mendirikan perumahan, pertanian dan perkebunan, dan materi pembuat aneka macam macam materi bangunan. Pada dasarnya, tanah berasal dari batuan atau zat organik yang mengalami pelapukan yang dipengaruhi oleh matahari, tekanan, air, tumbuhan, atau binatang. Bahan dan proses pelapukan itu lah yang mengakibatkan tanah mempunyai aneka macam jenis. Nah, pada kesempatan kali ini akan menghadirkan klarifikasi mengenai jenis-jenis tahan tersebut baik dari segi pelapukan maupun dari tingkat kesuburannya. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

 Tanah merupakan usur utama lapisan Pedosfer Jenis Jenis Tanah (Berdasarkan Bahan & Proses Pelapukan, dan Tingkat Kesuburan)

Berdasarkan materi dan proses pelapukannya, tanah sanggup dibagi ke dalam beberapa jenis, diantaranya adalah:

1. Tanah Oganosol
Tanah oganosol merupakan tanah yang terbentuk dari materi induk organik (tanah gambut) dan hutan rawa dengan iklim berair pada curah hujan 2.500 mm/tahun. Tanah organosol banyak mengandung unsur hara dan biasanya terdapat di tempat pasang surut ibarat Jawa, pantai barat Sumatra, pantai timur Kalimantan, dan pantai barat Papua.

2. Tanah Podsol
Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan profil, tekstur lempung hingga pasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, kandu ngan pasir kuarsanya tinggi, sangat asam, kesuburan rendah, kapasitas pertukaran kation sangat rendah, dan peka terhadap erosi. Penyebarannya di tempat beriklim berair dengan curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun. Terdapat di tempat Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua.

3. Tanah Andosol
Jenis tanah ini merupakan jenis tanah dengan kandungan mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak cokelat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya penyerapan sedang, kelembapan tinggi, permeabilitas sedang, serta peka terhadap erosi.

4. Tanah Aluvial
Tanah aluvial merupakan tanah yang terbentuk dari endapan lumpur yang terbawa oleh air sungai. Tanah ini banyak mengandung unsur hara yang diperlukan oleh flora sehingga sangat subur. Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari materi induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur, konsistensi dalam keadaan berair lekat, pH bermacammacam, dan kesuburannya berkisar antara sedang hingga tinggi. Penyebarannya di tempat dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai, dan tempat cekungan (depresi). Tanah aluvial banyak terdapat di Sumatra bab timur, Kalimantan bab tengah dan timur, Jawa bab utara, dan Papua bab selatan.

5. Tanah Vulkanis 
Tanah vulkanis merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan vulkanis, lava yang telah membeku (effusif) atau dari bubuk letusan gunung berapi yang telah membeku (efflata). Tanah ini sangat subur untuk pertanian alasannya merupakan tanah tuff yang berasal dari bubuk letusan gunung berapi, misalnya, di Lampung, Palembang, dan Sumatra Barat. Tanah vulkanis terdapat di Jawa, Sumatra, Bali, dan wilayah-wilayah yang ada gunung apinya.

6. Tanah Humus 
Tanah humus biasa disebut dengan bunga tanah, tanah ini berasal dari pembusukan tumbuh-tumbuhan yang jatuh di atasnya. Tanah ini banyak mengandung humus yang sangat subur untuk tanaman.

7. Tanah Pasir
Tanah pasir merupakan tanah yang berasal dari pelapukan batuan pasir. Tanah ini hanya mengandung sedikit materi organik sehingga kurang baik untuk pertanian, dan banyak terdapat di tempat pantai barat Sumatra Barat, Sulawesi, dan Jawa Barat.

8. Tanah Laterit
Tanah laterit merupakan tanah yang kaya zat besi dan aluminium. Tanah ini bukan merupakan tanah yang subur alasannya usianya sudah tua.

9. Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini merupakan tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil, batuan induknya batuan beku atau batuan sedimen keras, kedalaman tanah dangkal (<30 cm), dan kadang kala merupakan singkapan batuan induk (outerop). Tekstur tanah beraneka ragam dan pada umumnya berpasir, umumnya tidak berstruktur, terdapat kandungan batu, kerikil, dan kesuburannya bervariasi. Tanah litosol sanggup dijumpai pada segala iklim. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia.

10. Tanah Latosol
Tanah latosol tersebar di tempat beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300–1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan. Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan atau terjadi diferensiasi horizon, kedalaman tanah dalam, tekstur lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga agak teguh, warna cokelat, merah, hingga kuning. Penyebarannya di tempat beriklim berair dengan curah hujan berkisar lebih dari 300–1000 meter.

11. Tanah Regosol
Tanah ini merupakan endapan bubuk vulkanik gres yang mempunyai butir kasar. Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon, tekstur pasir, struktur berbukit tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya netral, kesuburan sedang, dan berasal dari materi induk material vulkanik piroklastis atau pasir pantai. Penyebaran terutama pada tempat lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat di tempat Sumatra bab timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

12. Tanah Grumusol
Jenis ini berasal dari kerikil kapur, batuan lempung, tersebar di tempat iklim subhumid atau subarid, dan curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun. Tanah ini merupakan tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil, agak tebal, tekstur lempung berat, struktur granular di lapisan atas dan gumpal hingga pejal di lapisan bawah, konsistensi bila berair sangat lekat dan plastis. Namun, bila kering sangat keras dan tanah retak-retak, kejenuhan basa, permeabilitas lambat, dan peka erosi.


LIHAT JUGA:
  1. Jenis-jenis Angin
  2. Jenis-jenis Hujan

Sedangkan, Berdasarkan kesuburannya, tanah sanggup dibagi menjadi tanah muda, dewasa, tua, dan sangat tua.

1. Tanah Muda
Tanah ini belum subur alasannya unsur hara atau zat masakan yang terkandung masih sedikit.

2. Tanah Dewasa
Tanah remaja merupakan tanah yang sangat subur dan paling cocok untuk pertanian alasannya tanah ini banyak mengandung unsur hara atau zat makanan.

3. Tanah Tua
Kesuburan tanahnya sudah mulai berkurang alasannya unsur atau zat hara masakan yang terkandung di dalamnya juga sudah mulai berkurang.

4. Tanah Sangat Tua 
Tanah ini merupakan tanah yang tidak subur. juga disebut tanah mati alasannya unsur hara atau zat masakan yang terkandung di dalamnya sudah sangat sedikit, bahkan hampir habis.

Semoga artikel Geografi di atas perihal Jenis-jenis Tanah sanggup bermanfaat dan menambah pengetahuan teman sekalian. Apabila ada suatu kesalahan baik berupa penulisan maupun isi, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Jangan lupa like dan share juga ya sobat. Terima kasih... ^^Maju Terus Pendidikan Indonesia^^
Buat lebih berguna, kongsi:

Contoh Permintaan Pengajian Pelantikan Masjid / Mushola

Contoh Undangan Pengajian Peresmian Masjid / Musholla. Surat undangan merupakan surat yang memberitahukan, mengajak, suatu usul atau permo...

close