Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan hening pewarna kuliner alami, materi pewarna alami pada makanan, materi pewarna buatan pada makanan, fungsi materi pewarna dan zat aditif lainnya pada makanan.
1) mendapat warna yang sama atau seragam pada kuliner yang warna asalnya tidak sama;
2) memperbaiki penampilan kuliner yang warnanya pudar akhir proses pemanasan;
3) memperoleh penampilan kuliner yang lebih menarik;
4) mendapat warna yang lebih bau tanah dari warna aslinya;
5) sebagai indikator visual (penglihatan) untuk memilih kualitas kuliner itu;
6) mempertahankan warna biar tidak memudar yang disebabkan oleh cahaya matahari atau imbas lainnya.
a. zat warna klorofil dari daun suji dan daun pandan yang menghasilkan warna hijau untuk mewarnai kue, menyerupai camilan bagus lapis dan camilan bagus pisang;
b. zat warna kurkumin yang berasal dari kunyit yang menghasilkan warna kuning untuk memberi warna pada tahu, minuman ringan, dan nasi kuning;
c. zat warna kapxantin yang dikandung oleh cabe merah untuk memerahkan rendang dan sayur ikan;
d. zat warna antosianin yang dikandung bit menghasilkan warna abu-abu violet pada keadaan basa dan warna merah pada keadaan asam;
e. zat warna coklat pada karamel dihasilkan dari reaksi karamelisasi sukrosa pada pemanasan sekitar 170o C;
f. zat warna kuning pada wortel disebut beta-karoten untuk memberi warna kuning pada makanan;
g. beberapa zat warna alami lainnya, menyerupai sari jeruk yang menghasilkan warna kuning, riboflavin, paprika, dan ekstrak kulit anggur.
Zat Pewarna Alami
Ukuran penggunaan zat pewarna harus memerhatikan ambang batas penggunaannya yang memakai satuan bpj (bagian per juta). Misalnya, beta-karoten mempunyai ambang 33 bpj.
Tanda itu sanggup berbentuk goresan pena FD&C (food, drugs, and cosmetics), tetapi yang baku berbentuk M. Beberapa pola pewarna sintetis, contohnya biru berlian, yellow nomor 5 dengan ambang 7,5 bpj per hari.
Zat Pewarna Sintetis
Ada beberapa zat pewarna yang tidak boleh untuk mewarnai makanan, contohnya magenta untuk tekstil dan butter yellow. Zat pewarna yang tidak boleh lainnya tercantum pada Tabel berikut ini.
Penggunaan zat pewarna yang tidak boleh ini sanggup menjadikan penyakit kanker, kerusakan ginjal, kerusakan hati, dan gangguan pencernaan. Hal ini disebabkan zat pewarna tersebut mengandung materi kimia yang tidak sanggup dicerna badan sehingga mengendap di dalam tubuh. Selain bpj, ambang batas pemakaian memakai satuan mg/kg.
Contoh pemakaian zat pewarna sintetis, yaitu penggunaan zat pewarna anato pada es krim yang hanya diperkenankan (ambang batas) 100 mg/kg. Artinya, pada setiap 1 kg es krim hanya diijinkan menambah pewarna anato sebanyak 100 mg.
Pewarna sintetis biru berlian untuk kacang kapri kalengan mempunyai ambang batas penggunaan 200 mg/kg. Itu berarti pada setiap 1 kg kacang kapri hanya boleh ditambahkan pewarna biru berlian sebanyak 200 mg.
Baca juga: Cara Membuat Pasta Gigi Sumber https://www.berpendidikan.com
Bahan Pewarna pada Makanan
Bahan pewarna atau zat pewarna pada kuliner yaitu materi suplemen pada kuliner yang sanggup memperbaiki atau memberi warna pada makanan. Penambahan zat pewarna pada umumnya bertujuan untuk memperoleh warna kuliner yang lebih menarik.Fungsi Zat Pewarna Makanan
Fungsi zat pewarna pada makanan, yaitu1) mendapat warna yang sama atau seragam pada kuliner yang warna asalnya tidak sama;
2) memperbaiki penampilan kuliner yang warnanya pudar akhir proses pemanasan;
3) memperoleh penampilan kuliner yang lebih menarik;
4) mendapat warna yang lebih bau tanah dari warna aslinya;
5) sebagai indikator visual (penglihatan) untuk memilih kualitas kuliner itu;
6) mempertahankan warna biar tidak memudar yang disebabkan oleh cahaya matahari atau imbas lainnya.
Macam-macam Bahan Pewarna pada Makanan
Terdapat banyak jenis materi pewarna, tetapi tidak semua pewarna itu sanggup dipakai pada makanan. Ada dua jenis pewarna makanan, yaitu pewarna alami dan pewarna buatan.1. Bahan Pewarna alami (natural colour)
Pewarna alami merupakan materi pewarna yang diambil dari tumbuhtumbuhan atau batu-batuan secara langsung. Misalnya,a. zat warna klorofil dari daun suji dan daun pandan yang menghasilkan warna hijau untuk mewarnai kue, menyerupai camilan bagus lapis dan camilan bagus pisang;
b. zat warna kurkumin yang berasal dari kunyit yang menghasilkan warna kuning untuk memberi warna pada tahu, minuman ringan, dan nasi kuning;
c. zat warna kapxantin yang dikandung oleh cabe merah untuk memerahkan rendang dan sayur ikan;
d. zat warna antosianin yang dikandung bit menghasilkan warna abu-abu violet pada keadaan basa dan warna merah pada keadaan asam;
e. zat warna coklat pada karamel dihasilkan dari reaksi karamelisasi sukrosa pada pemanasan sekitar 170o C;
f. zat warna kuning pada wortel disebut beta-karoten untuk memberi warna kuning pada makanan;
g. beberapa zat warna alami lainnya, menyerupai sari jeruk yang menghasilkan warna kuning, riboflavin, paprika, dan ekstrak kulit anggur.
Zat Pewarna Alami
- Anato
- Beta-Apo-8’Karotenoat
- Etil Beta-Apo-8’Karotenoat
- Xantasantin
- Karamel, Amonia Sulfit Proses
- Karmin
- Beta Karoten
- Klorofil
- Klorofil Tembaga Komplex
- Kurkumin
- Riboflavin
- Tartrazin
Ukuran penggunaan zat pewarna harus memerhatikan ambang batas penggunaannya yang memakai satuan bpj (bagian per juta). Misalnya, beta-karoten mempunyai ambang 33 bpj.
2. Bahan Pewarna buatan (sintetis atau synthetic colour)
Pewarna buatan yaitu materi pewarna yang dibentuk secara kimia oleh pabrik industri kimia. Pewarna ini biasanya dijual di pasaran dengan tanda khusus pada label atau kemasannya.Tanda itu sanggup berbentuk goresan pena FD&C (food, drugs, and cosmetics), tetapi yang baku berbentuk M. Beberapa pola pewarna sintetis, contohnya biru berlian, yellow nomor 5 dengan ambang 7,5 bpj per hari.
Zat Pewarna Sintetis
- Biru Berlian
- Coklat HT
- Eritrosin
- Hijau FCF
- Hijau S
- Indigotin
- Karmoisin
- Kuning FCF
- Kuning Kuinolin
- Merah Alura
- Ponceau 4 R
Ada beberapa zat pewarna yang tidak boleh untuk mewarnai makanan, contohnya magenta untuk tekstil dan butter yellow. Zat pewarna yang tidak boleh lainnya tercantum pada Tabel berikut ini.
Tabel: Zat Pewarna yang dilarang |
Penggunaan zat pewarna yang tidak boleh ini sanggup menjadikan penyakit kanker, kerusakan ginjal, kerusakan hati, dan gangguan pencernaan. Hal ini disebabkan zat pewarna tersebut mengandung materi kimia yang tidak sanggup dicerna badan sehingga mengendap di dalam tubuh. Selain bpj, ambang batas pemakaian memakai satuan mg/kg.
Contoh pemakaian zat pewarna sintetis, yaitu penggunaan zat pewarna anato pada es krim yang hanya diperkenankan (ambang batas) 100 mg/kg. Artinya, pada setiap 1 kg es krim hanya diijinkan menambah pewarna anato sebanyak 100 mg.
Pewarna sintetis biru berlian untuk kacang kapri kalengan mempunyai ambang batas penggunaan 200 mg/kg. Itu berarti pada setiap 1 kg kacang kapri hanya boleh ditambahkan pewarna biru berlian sebanyak 200 mg.
Baca juga: Cara Membuat Pasta Gigi Sumber https://www.berpendidikan.com
Buat lebih berguna, kongsi: