Pembahasan kali ini ialah klarifikasi lengkap wacana cara membaca puisi, cara menanggapi pembacaan puisi, dan kumpulan teladan puisi wacana ibu (contoh puisi ibu, puisi untuk ibu, kumpulan puisi ibu, puisi buat ibu, puisi untuk bunda, puisi hari ibu, puisi untuk mama, puisi ibu tercinta, puisi ibuku, kumpulan puisi anak, puisi anak untuk ibu, puisi untuk orang tua, puisi untuk ibu tercinta, puisi ibu singkat, puisi duka untuk ibu dan pantun untuk ibu).
Idealnya, menikmati puisi ialah menyimak pembacaan puisi tersebut. Oleh alasannya ialah itu, pembaca puisi harus sanggup menggambarkan perasaan, situasi, kondisi, dan insiden dalam puisi.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak pembacaan puisi adalah
a. pelafalan, yaitu cara membunyikan atau melafalkan huruf
b. volume suara, yaitu tingkat kenyaringan atau kekuatan suara
c. intonasi, yaitu perubahan nada (naik-turun, tinggi-rendah)
d. ekspresi, yaitu perubahan raut wajah untuk memperlihatkan perasaan tertentu.
Contoh I
Padahal dulu tak pernah terpikir
bahwa semua akan dialami
Lalu kini sehabis merasa dewasa
juga perasaan ingin berbakti itu
Mungkin akan datang saatnya
Seorang anak, menangis di negeri orang
Lantas ingin pulang, tapi tak punya harapan
Dan akibatnya hanya doa
semoga ibu tak lekas mati
supaya anaknya sempat kembali
dan bercerita wacana hidup bahagia serba kecukupan
seperti dalam dongeng-dongeng
Puisi tersebut menggambarkan perasaan rindu terhadap sosok ibu. Oleh alasannya ialah itu, jikalau dibacakan, maka memakai intonasi yang rendah dengan verbal yang mengiba.
Contoh II
Pergi ke dunia luas,anakku sayang
Pergi ke hidup bebas!
Selama angin masih angin buritan
Dan matahari pagi menyinari daun-daunan
Dalam rimba dan padang hijau
Pergi ke maritim lepas, anakku sayang
Pergi ke alam bebas!
Selama hari belum petang
Dan warna senja belum kemerah-merahan
Penutup pintu waktu lampau
Contoh III
Kepada Ki Ajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi lembah indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksmi mengarang
Biarpun ia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
Teruslah, O Teratai Bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biar sedikit penjaga taman
Biarpun engkau tidak terlihat
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau pun turut menjaga zaman.
Baca: Langkah-langkah Membuat Puisi Sumber https://www.berpendidikan.com
Cara Membaca Puisi
Puisi merupakan sarana penyaluran perasaan dan pikiran. Ada beberapa bentuk mengapresiasi puisi, yaitu pembacaan, deklamasi, dramatisasi, dan musikalisasi puisi. Dapatkah kau membedakan bentuk-bentuk tersebut?Idealnya, menikmati puisi ialah menyimak pembacaan puisi tersebut. Oleh alasannya ialah itu, pembaca puisi harus sanggup menggambarkan perasaan, situasi, kondisi, dan insiden dalam puisi.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak pembacaan puisi adalah
a. pelafalan, yaitu cara membunyikan atau melafalkan huruf
b. volume suara, yaitu tingkat kenyaringan atau kekuatan suara
c. intonasi, yaitu perubahan nada (naik-turun, tinggi-rendah)
d. ekspresi, yaitu perubahan raut wajah untuk memperlihatkan perasaan tertentu.
Kumpulan Contoh Puisi Tentang Ibu
Simaklah pembacaan puisi berikut!Contoh I
Sajak Ingat Ibu
Oleh Yudhistira Ardi Noegraha
Padahal dulu tak pernah terpikir
bahwa semua akan dialami
Lalu kini sehabis merasa dewasa
juga perasaan ingin berbakti itu
Mungkin akan datang saatnya
Seorang anak, menangis di negeri orang
Lantas ingin pulang, tapi tak punya harapan
Dan akibatnya hanya doa
semoga ibu tak lekas mati
supaya anaknya sempat kembali
dan bercerita wacana hidup bahagia serba kecukupan
seperti dalam dongeng-dongeng
Antologi Puisi Anak-anak Rumah Dunia
Puisi tersebut menggambarkan perasaan rindu terhadap sosok ibu. Oleh alasannya ialah itu, jikalau dibacakan, maka memakai intonasi yang rendah dengan verbal yang mengiba.
Ibu |
Contoh II
Surat dari Ibu
Asrul Sani
Pergi ke dunia luas,anakku sayang
Pergi ke hidup bebas!
Selama angin masih angin buritan
Dan matahari pagi menyinari daun-daunan
Dalam rimba dan padang hijau
Pergi ke maritim lepas, anakku sayang
Pergi ke alam bebas!
Selama hari belum petang
Dan warna senja belum kemerah-merahan
Penutup pintu waktu lampau
Contoh III
Teratai
Sanusi Pane
Kepada Ki Ajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi lembah indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksmi mengarang
Biarpun ia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
Teruslah, O Teratai Bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biar sedikit penjaga taman
Biarpun engkau tidak terlihat
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau pun turut menjaga zaman.
Dari Jassin, Pujangga Baru Prosa dan Puisi
Baca: Langkah-langkah Membuat Puisi Sumber https://www.berpendidikan.com
Buat lebih berguna, kongsi: